Apakah SNMPTN itu segalanya?
....ini lanjutan dari post ku sebelumnya yang berjudul "Jangan Bingung, Setiap Manusia Punya Jalurnya Masing-masing (part II)"
selanjutnya, apa kabar dengan SNMPTN ku?
selanjutnya, apa kabar dengan SNMPTN ku?
Karena pilihan kedua aku itu jurusan seni, jadinya aku
harus bikin portofolio sesuai yang ditentukan panitia SNMPTN.
Cuma dua portofolio yang harus disertakan sih tapi dalam pembuatannya
cukup menyita waktu karena ingin maksimal dalam pengerjaannya sedangkan
pembelajaran di sekolah sedang padat2nya karena mendekati UN. Akhirnya
portofolio yang dibuat dengan sepenuh hati ini selesai juga dan aku segera meng-unggahnya ke SNMPTN. Hari pendaftaran sudah berakhir, tinggal menunggu pengumuman SNMPTN. Setelah pendaftaran SNMPTN nothing I can do, except Pray to Allah. Tawakal teman-teman. Dan yang aku katakan selalu dalam hati ini adalah "Ya Allah, jika memang
rejekinya tolong loloskan hamba, kalau bukan rejekinya tolong teguhkan
hati hamba dan tunjukan jalan yang lain".
Pilihan lain banyak
Sebenarnya banyak pilihan lain selain mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri, antara lainnya Perguruan Tinggi Swasta, dan Perguruan Tinggi Kedinasan (ex: STAN, STIS, STSN, dsb). Tetapi memang dasarnya aku orang yang keras kepala dan tetap teguh dengan apa yang aku mau yaitu ketrima di SAPPK-ITB atau FSRD-ITB jadi aku enggak punya niatan untuk mendaftar PTS/PTK bahkan Perguruan Tinggi Negeri lainnya. Singkat cerita bapakku pernah menawarkan aku untuk mendaftar di STSN (Sekolah Tinggi Sandi Negara) dan aku sama sekali enggak ngerti apa itu STSN, setelah ngobrol-ngobrol dengan orang tua dan aku mencoba untuk mencari tahu lebih tentang apa itu STSN, dan yang pertama ada di otakku adalah "keren sih tapi kok ngeri ya haha" dengan serangkaian syarat-syarat dan tahapan tes yang aku pelajari lewat internet lalu aku memutuskan untuk bilang ke orang tua ku kalau aku tidak mau mendaftar di STSN tersebut hehe.
Amunisi harus ada dong
Nah setelah pendaftaran SNMPTN,
secara tiba-tiba orang tua ku menyarankan aku untuk mencoba mendaftar di Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Jogja), ya kampus
itu sih enggak asing buatku karena beberapa saudaraku kuliah disana
bahkan pakde dan om ku lulusan ISI Jogja. Mindset ku saat itu jika aku kuliah di ISI Jogja pilihanku hanyalah menjadi seorang pelukis (seni rupa murni) saja, tanpa aku mengetahui dulu apa saja jurusan yang ada di ISI Jogja. Cita-cita saat aku kecil adalah menjadi seorang pelukis, akan tetapi seiring bertambahnya umur semakin berbelok dan berubah juga cita-citaku itu, akan tetapi cita-citaku sekarang tetap ada sangkut pautnya dengan menggambar itu sendiri sih hehe.
Tidak begitu saja meng"IYA"kan
Aku tidak punya plan sebelumnya untuk mendaftar di ISI Jogja, aku pun tidak tahu apa saja jurusan yang ditawarkan di sana. Tetapi setelah orang tua ku menyarankan ku untuk mencoba mendaftar ISI Jogja, aku tidak begitu saja mengatakan "iya". Sudah ku bilang di awal bahwa aku orang yang tidak puas dengan informasi yang sedikit, maka dari itu aku coba mencari se detail mungkin tentang kampus ISI Jogja lewat internet, dan "wow ada DKV juga nih, boleh juga...", setelah menemukan adanya jurusan DKV di ISI Jogja, pikiranku mulai terbuka untuk tidak lagi keras kepala dengan hanya menginginkan kampus ganesha itu. Singkat cerita aku mendaftar DKV ISI Jogja dengan serangkaian tahapan nya begitu pula tes, btw di ISI Jogja saat itu (2016) tidak menggunakan sistem penerimaan mahasiswa baru lewat SNMPTN maupun SBMPTN. Mendaftar dan tes selesai dan aku tinggal menunggu pengumuman nya saja yang berbarengan dengan pengumuman SNMPTN.
Untuk cerita bagaimana aku mendaftar DKV- ISI Jogja akan aku bahas di lain post ya :)
Tidak begitu saja meng"IYA"kan
Aku tidak punya plan sebelumnya untuk mendaftar di ISI Jogja, aku pun tidak tahu apa saja jurusan yang ditawarkan di sana. Tetapi setelah orang tua ku menyarankan ku untuk mencoba mendaftar ISI Jogja, aku tidak begitu saja mengatakan "iya". Sudah ku bilang di awal bahwa aku orang yang tidak puas dengan informasi yang sedikit, maka dari itu aku coba mencari se detail mungkin tentang kampus ISI Jogja lewat internet, dan "wow ada DKV juga nih, boleh juga...", setelah menemukan adanya jurusan DKV di ISI Jogja, pikiranku mulai terbuka untuk tidak lagi keras kepala dengan hanya menginginkan kampus ganesha itu. Singkat cerita aku mendaftar DKV ISI Jogja dengan serangkaian tahapan nya begitu pula tes, btw di ISI Jogja saat itu (2016) tidak menggunakan sistem penerimaan mahasiswa baru lewat SNMPTN maupun SBMPTN. Mendaftar dan tes selesai dan aku tinggal menunggu pengumuman nya saja yang berbarengan dengan pengumuman SNMPTN.
Untuk cerita bagaimana aku mendaftar DKV- ISI Jogja akan aku bahas di lain post ya :)
doa, usaha, dan lucky factor
Ternyata dan ternyata pengumuman SNMPTN bersamaan dengan pengumuman ISI Jogja, deg-deg an yang aku rasakan jadi dua kali lipat. Hari H pun tiba, pengumuman SNMPTN dapat diakses pada pukul 14.00 sedangkan pengumuman ISI Jogja tidak menyertakan keterangan waktu kapan bisa diakses pengumumannya. Semalaman susah tidur, sejak pagi sudah menyiapkan mental. Yang bisa aku lakukan saat itu hanyalah berdoa dan berpikir positif tentang apa takdir ku dari Nya selanjutnya. Sejak pagi aku sudah membuka laptopku dan membuka laman SNMPTN dan ISI Jogja, kegiatanku cuma refresh lamannya terus menerus. Group wa kelas juga terus berdering, kita sama-sama dalam keadaan tegang menunggu laman pengumuman SNMPTN terbuka, dan kita saling mendoakan satu sama lain yang terbaik untuk kita. Saya menunggu dari pagi sampai tiba waktu hampir menunjukkan pukul 14.00, tinggal beberapa menit menuju pengumuman dan aku tidak bisa menahan rasa lapar ini. Deg-deg an dan lapar itu enggak banget rasanya, akhirnya aku mengambil makan siang sambil menatap layar laptop yang menayangkan detik-detik terbukanya laman pengumuman SNMPTN.
membuka laman yang akhirnya mengubah cara pandang di hidupku
see u next post yaa...
"Deg degan dan lapar itu enggak banget rasanya"
BalasHapusWkwkw. Nice post ow. Lanjutkan!